Thursday, February 27, 2020

Respirasi Pada Buah dan Sayuran Pasca Panen

Peranan respirasi pada tanaman sangat luas karena pada dasarnya respirasi merupakan salah satu tahap penting dalam proses metabolisme tanaman. Tahap utama dalam pemroduksi energy berupa ATP, disisi lain mengahsilkan air dan CO2 dan bahan yang digunakan berupa oksigen.

Sedangkan peranan ATP dan Air di perlukan hampir diberbagai kegiatan dalam tubuh tanaman. Diantaranya saat pembentukan DNA, proses reaksi biosintesis , pembelahan dsb.

Dalam penanganan pasca panen, mempelajari respirasi yang terus berlangsung  setelah dilakukan pemanenan  menjadi focus utama untuk mengetahui bagaiamana memperpanjang umur produk, terutama produk buah dan sayuran. Karena kedua produk ini sangat riskan mengalami rusak dan cepat membusuk.

Respirasi

Respirasi merupakan peristiwa terjadinya perombakan oksidatif  biologi dari bentuk oksigen dan subtrat komplek seperti karbohidrat, protein, dan lemak menjadi molekul yang lebih sederhana, yaitu CO2, air dan energy.(muchtadi et al 2010.)

Menurut Winarno dan Aman(1981) Respirasi merupakan proses metabolisme yang membutuhkan peranan oksigen untuk pembakaran senyawa makro molekul yaitu karbohidarat, lemak dan protein dan menghasilkan molekul sederhana berupa CO2, air dan electron-elektron.

Elektron-elektron yang merupakan hasil dari system pernafasan berbentuk NADPH dan Image , kemudian melalui plafoprotein, system sitokrom, dan oksigen sebagai penerima electron terakhir maka akan dirombak menjadi Energi dan air. Dari hasil pemebentukan Energi yang berbentuk ATP akan digunakan untuk kinerja sel di dalam buah.

meski organ tanaman terlepas atau terputus dari tubuh tanaman (pada kegiatan pertanian biasa disebut dengan pemanenan terutama pada buah dan sayuran)  tetap melakukan proses respirasi, mengartikan bahwa organ tanaman yang terpisah itu tetap melakukan metabolisme sehingga secara biologis, kimia dan fisik akan terus berubah. Terdapat tiga tahap dalam peristiwa respirasi yaitu:

1. Perubahan aerobic piruvat menjadi CO2, air dan energy
2. Oksidasi Gula sederhana menjadi asam piruvat
3. Perombakan polisakarida menjadi gula sederhana

Buah-buahan menjadi tempat indikator laju respirasi yang baik dalam kegetian metabolic jaringan. Sehingga respirasi bisa menjadi petunjuk untuk mengetahui umur simpan dalam penanganan pasca panen buah. Menurut goldsmidt (1997) umumnya laju respirasi yang cepat berhubungan dengan umur simpan yang pendek.

Terdepat dua faktor yang mempengaruhi laju respirasi yaitu faktor internal dan eksternal. Pada umumnya Faktor internal terdiri dari :

1. Tingkat perkembangan
2. Susunan kimiai jaringan
3. Ukuran produk
4. Pelapisan alami
5. Jenis jaringan

Sedang faktor eksternal pada umumnya meliputi :
1. Suhu
2. Zat pengatur pertumbuhan
3. Konsentrasi O2, CO2 (susunan Atmosfir) pada lingkungan sekitar

Berdasarkan pola pada respirasi terbagi menjadi dua kelompok yaitu klimaterik dan non klimaterik.
Kelompok Klimaterik merupakan kelompok buah yang pematangannya mencapai pada puncaknya. Contoh yang termasuk pada kelompok klimaterik dianataranya pisang, papaya, alpukat, mangga dsb.
Sedang kelompok non klimaterik adalah kelompok buah yang laju respirasinya terus menerus dan tidak mencapai puncak. Yang termasuk pada kelompok ini diantaranya jeruk, nanas, anngur, mentimun dsb.

Respirasi berlangsung terjadi secara aerob dan anaerob. Respirasi secara aerob yaitu respirasi menggunakan peranan gas oksigen sebagai bahan pembakaran dalam proses perombakan molekul kompleks menjadi molekul sederhana.

Sedangkan respirasi anaerob terjadi jika kondisi gas oksigen  yang tersedia sangat minim atau  sama sekali tanpa O2. Tranggono et al (1989) menyatakan, respirasi anaerob adalah perombakan  gula menjadi alkohol dan karbondioksida tanpa menggunakan Oksigen.

Jumlah subtrat yang hilang dapat menjadi pengukur laju respirasi yaitu jumlah O2 yang diambil, jumlah karbon dioksida(CO2) yang dikeluarkan, panas yang dihaslkan dan energy yang terbentuk. Namun  umumnya untuk mengukur laju respirasi cukup ditentukan dengan penyerapan O2 yang diperlukan dan pengeluaran CO2 ( Pantastico 1986).

Ada dua system yang dapat dilakukan dalam pengukuran laju respirasi yaitu system terbuka dan system tertutup.

Pada pengukuran system tertutup bahan objek ditempatkan pada suatu wadah yang tertutup sehingga penggunaan O2 menjadi berkurang konsentrasinya dan CO2 yang dihasilkan menjadi terakumulasi. Perhitungannya dengan mentahui berat bahan objek, volume bebas wadah dan selisih konsentrasi gas antara masuk dan keluar.

 Rumus Laju Respirasi
                           











keterangan
R = laju respirasi, ml/kg-jam
X = konsentrasi gas, decimal
t = waktu, jam
V = volume bebas “respiration chamber “, ml
W = berat produk, kg subskrip 1,2 = masing-masing menyatakan gas O2 dan CO2 


Sedang pada pengukuran laju respirasi system terbuka yaitu dengan mengalirkan  campuran gas yang telah diketahui konsentrasinya menggunakan “respiration chamber” saat kesetimbangan telah tercapai, pengeluaran CO2 dan penggunaan O2 dihitung dengan mengetahui berat bahan, laju aliran, dan perbedaan konsentrasi antara inlet dan outlet gas pada “respiration chamber”

Menurut Mannapperuma and singh (1990) dalam penentuan laju respirasi pada system terbuka berdasarkan pada kesetimbangan massa O2 dan massa CO2. Untuk menghitung aliran gas masuk menggunakan kesetimbangan massa nitrogen.

Berikut merupakan persamaan kesetimbangan O2, CO2 dan nitrogen :














Kekurangan dan kelebihan pengukuran system tertup dan terbuka sebagai berikut :

1. Kekurangan dan kelebihan system tertutup

# Kelebihan

a. Persiapa lebih singkat dan sederhana
b. praktik yang dilakukan lebih mudah
c. waktu yang dibutuhkan relative lebih singkat
# Kekurangan
a. tidak dapat digunakan untuk menentukan respirasi pada keadaan atmosfir terkendali pada priode penyimpanan yang lama
b. jika terjadi kebocoran, meski kecil namun dapat beakibat masalah yang cukup serius

2. Kekurangan dan Kelebihan system terbuka

# Kelebihan

a. Dapat digunakan untuk penelitian penyimpanan kondisi atmosfir terkendali
b. dapat digunakan dalam penentuan respirasi selama priode simpan yang cukup lama
# Kekurangan
a. penggunaan system terbuka lebih rumit dalam persiapanya
b. Melibatkan pencampuran gas
c. Lebih boros dalam penggunaan gas




Peranan respirasi dalam penanganan pasca panen berhubungan dengan transpirasi dan gas etilen namun pada tulisan kali ini yang dibahas hanya pada respirasi. Untuk transpirasi dan gas etilen akan dibahas pada tulisan berikutnya.





Dafta Pustaka

Goldsmidt EE. 1997. Ripening of citrus and other nonclimacteric fruit: a role for ethylene. Acta Hotict 463:335-340

Muchtadi TR, Sugiyono, Ayustaningwarno F. 2010. Ilmu Pengetahuan Bahan
Pangan
. Bandung (ID): Alfabeta.

Tranggono R, Suhardi M, Gardjito, Sudarmanto. 1989. Fisiologi dan Teknologi Pascapanen. PAU Pangan dan Gizi. Yogyakarta (ID): Universitas Gadjah Mada

Pantastico EB. 1986. Fisiologi Pascapanen, Penanganan dan Pemanfaatan Buahbuahan, Sayur-sayuran Tropika dan Subtropika. Penerjemah: Kamaryani. Yogyakarta: UGM Pr.

Winarno FG. 1988. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia.





Tuesday, February 18, 2020

Aliran-Aliran Dunia Perbonsaian


Apa benar terdapat aliran-aliran dalam dunia perbonsaian? bagi sahabat petra yang pemula dalam dunia perbonsaian bisa mengetahui aliran apa saja yang terdapat dalam teknik dunia perbonsaian. ditinjau dari manfaatnya, paling tidak sahabat petra dapat mengetahui perkembangan bonsai di era ini dan dengan adanya aliran ini sahabat petra dapat memilih gaya apa yang cocok dengan imajanasi untuk merakit keindahan seni bonsai.

Siapa yang tidak mengenal tanaman bonsai ? di era informasi mudah didapat tentu hampir diseluruh penjuru hingga ke plosok negri mengerti dan mengenal tanaman bonsai. Bukan hanya keindahan yang membuat memukau namun umur dan perawatan juga tidak sedikit orang yang baru mengenal tanaman bonsai merasa takjub.

Yang paling fantastis adalah harga yang dibandrol dari kelas biasa saja hingga hight quality memiliki harga yang cukup tinggi terlebih saat mendengar bandrolan harga kelas professional, membuat banyak orang tercengang, karena harganya bukan lagi puluhan juta namun sudah mencapai ratusan juta hingga milyaran per satu pohon, bergantung pada jenis umur dan keindahan serta dari berbagai aspek lainnya yang ditampilkan. 

Menurut  Wikipedia bonsai merupakan pengkerdilan tanaman didalam pot dangkal. Diambil dari kata s?ai yaitu penanaman sedangkan bon berarti pot dangkal,  di jepang, bonsai merupakan seni tradisional yang dilakukan pada tanaman untuk mendapatkan miniatur dari tanaman yang besar dan tua dengan mengapresiasi bentuk keindahan daun, ranting, batang, serta akar.

jika sahabat adalah seorang pemula memiliki jiwa yang menggebu-gebu dan baru mempelajari seni tanaman bonsai sangat dianjurkan mengetahui aliran-aliran bonsai. Supaya sahabat petra(petani sejahtera{doa untuk para petani dan pembaca}) memiliki gambaran dan tujuan yang lebih terarah dan hasil tanaman yang sahabat petra rawat memiliki masa depan yang  jelas.

Berikut merupakan beberapa aliran-aliran bonsai yang berkembang berdasarkan pada gaya dasar dan kombinasi:

1.Aliran Naturalis

Aliran yang menekankan pada bentuk natural di alam, bentuk yang dirancang masih terlihat seperti tenaman tua pada umumnya yang tumbuh dialam.

2.Aliran Impresionis

Aliran ini menekankan pada perancangan bentuk bonsai keseluruhan secara sepontan.

3.Aliran Ekspresionis

Aliran ekspresionis merupakan seni bonsai yang lebih menekankan pada penjiwaan yang dapat menampilkan maksud tertentu bagi yang melihatnya.

4.Aliran Surealis

Aliran ini merupakan seni bonsai yang menekankan pada bentuk yang tidak dapat dikatagorikan kewajaran seacara lazimnya atau diluar kebiasaan tanaman yang tumbuh di alam. Panimpilan yang dirancang pada seni bonsai ini dapat menimbulkan imajanasi tertentu dan penampilan yang kontenporer bagi siapa saja yang melihatnya.

4 diatas merupakan aliran-aliran yang bisa sahabat ikuti tekniknya untuk memulai dalam perakitan seni keindahan tanaman bonsai.

Paling tidak dengan mengetahui aliran-aliran bonsai bisa memberikan arah yang lebih tepat bagi sahabat petra yang ingin memulai perancangan seni tanaman bonsai. Namun perlu di ingat meski terdapat aliran aliran yang memberikan kecocokan dengan gaya imajinasi  sahabat petra, tetap tidak boleh melepaskan yang telah menjadi prinsip-prinsip dasar bonsai ,unsur keindahan dan kesan natural  tetap harus di utamakan dalam penampilan tanaman bonsai agar aliran-aliran yang telah berkembang ini teteap sejalan dengan seni bonsai.

mohon kritik dan saran ...