Wednesday, October 28, 2020

Keunggulan Media Arang Sekam Untuk Stek


Stek merupakan perbanyakan vegetative pada tanaman untuk mendapatkan tanaman baru yang unggul persis dengan induknya secara masal terutama sering digunakan pada tanaman buah. Stek relatif lebih murah dan lebih mudah dibanding dengan teknik kultur jaringan yang membutuhkan ketelitian yang tinggi.

Terutama pada rekayasa lingkungan yang mengharuskan steril, karena bahan yang ditumbuhkan berupa jaringan atau sel tumbuhan, sehingga sangat rentan mati atau gagal akibat mikroba, selain itu membutuhkan media khusus untuk memberi makan karena jaringan atau sel pada tumbuhan tidak memiliki cadangan makanan yang cukup untuk tumbuh dan berkembang. Tentunya memerlukan biaya yang cukup banyak.

Perbanyakan stek juga memerlukan media yang mendukung seperti media yang steril meski tak se-steril pada teknik kultur jaringan, karena metode stek menggunakan organ tanaman berupa daun, batang dan akar. Dimana organ tanaman yang utuh memiliki pelindung yang alami dari mikroba pathogen dan memiliki cadangan makanan yang cukup melimpah untuk tumbuh dan berkembang. Meski demikian tetap perlu diupayakan untuk menunjang tingkat keberhasilan.

Untuk perbanyakan masal, cara stek dan grafting merupakan metoda perbanyakan vegetatif yang lebih efektif dan efisien, karena dalam pelaksanaannya lebih mudah dan murah dibandingkan dengan kultur jaringan dan cangkok. Teknik perbanyakan secara vegetatif sangat bermanfaat terutama untukmemperbanyak tanaman yang memiliki kesulitandalam memperoleh buah dan biji, benihnya cepatrusak, serta klon-klon unggul secara cepat danmassal (Rochiman & Harjadi, 1973; Zobel &Talbert, 1984).

 Zobel, B., & Talbert, J. (1984). Applied Forest Tree Improvement. Illinois, USA: Wave  Land Press, Inc. 

Rochiman, K., & Harjadi, S. (1973). Pembiakan vegetatif. Bogor: Departemen Agronomi Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Tidak semua jenis tanaman mudah untuk diperbanyak dengan stek, bergantung pada karakter jenis tanamannya. Seperti singkong, anggur dan murbai termasuk tanaman yang mudah untuk diperbanyak dengan metode stek.

Namun, sebagian tanaman juga sulit ntuk distek seperti rambutan, alpukat, durian dsb. Ini dikarenakan factor genetic pada tanaman tersebut sulit untuk mengeluarkan perakaran. Bukan berarti tidak bisa, selama organ tanaman memeliki lingkungan yang mendukung dan pada zaman sekarang sudah ditemukan hormone untuk merangsang akar pada tanaman.

Meski kemungkinannya bisa tumbuh namun perlu upaya doa yang tinggi dan pasrah kepada tuhan hehehe (saking susahnya) seperti pada tanaman asam jawa yang sangat terkenal kemesteriusannya di para penghobi bonsai. Mungkin perlu serlock holmes yang memecahkan misteri ini (yang belum tahu serlock holmes, yaa semacam detektif conan )

Pertumbuhan stek dipengaruhi oleh interaksi faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor genetik terutama meliputi kandungan cadangan makanan dalam bahan stek, ketersediaan air, umur tanaman (pohon induk), hormon endogen dalam bahan stek, dan jenis tanaman. Faktor lingkungan yang mempengaruhi keberhasilan penyetekan, adalah media perakaran, kelembaban, suhu, intensitas cahaya dan teknik penyetekan (Hartmann et al., 1997)

Hartmann, H. T., Kester, D. E., & Davies, R. T. (1997). Plant propagation. Principles and practices (Sixth Edit). Englewood Cliffs, New Jersey: Regent Prentice Hall.

 

Santai aja kali bacanya hehehe

Okay, untuk mendukung lingkungan yang baik salah satunya dengan memaksimalkan media. Keberhasilan pertumbuhan bibit tanaman hasil perbanyakan dengan stek ditentukan oleh pertumbuhan dan perkembangan akarnya. Akar tanaman hendaknya berada pada suatu lingkungan yang mampu memberikan pendukung struktural, memungkinkan absorbsi air dan nutrisi yang memadai.

Pada sisi lainnya, media tanam menentukan drainase dan pH yang baik bagi tanaman. Media tanah tunggal juga cenderung memadat jika dilakukan penyiraman, dan tidak semua tanah memiliki kesuburan fisik, kimia, dan biologi yang baik untuk pertumbuhan bibit tanaman. Oleh karena itu, untuk mendapatkan media pembibitan yang baik dan subur, perlu dikombinasikan antara media tanah dengan bahan media pembibitan lainnya, khususnya media pembibitan berbahan dasar organik.

Menurut Musnamar (2003) pembentukan akar dipengaruhi oleh persediaan hara pada media tanam yang membutuhkan komponen makro nutrisi dalam konsentrasi yang memadai juga dipengaruhi oleh porositas media yang semakin baik drainase dan aerasenya akan semakin baik perkembangan akar sehingga pembentukan sel-sel tumbuh lebih baik.

Hartman et al. (2002) menambahkan bahwa media tanam yang ideal harus memiliki syarat mempunyai aerasi dan drainase yang baik kelembaban cukup, bebas dari patogen dan bahan berbahaya, cukup hara dan berbobot ringan.

Musnamar, E.I. 2003. Pupuk Organik Cair dan Padat, Pembuatan, Aplikasi. Penebar Swadaya. Jakarta. Rice, A.B. 2009. Growing Carnivorous Plants. Timber Press.

 

Hartman, H.T., Kester,D.E., Davies,F.T., Geneve,R.L. 2002. Plant Propagation Principles and Practiese, 6th Ed. New Delhi: Prentice Hall of India Private Limited.  

Untuk mendapatkan media tersebut kita dapat menambahkan arang sekam sebagai salah satu campuran. Berikut merupakan keunggulan arang sekam :

=) Ringan

=) Penahan air dalam meedia yang cukup tinggi

=) SiO2 52%

=) C organik yang tinggi ; 31 % (meningkatkan kesuburan pada media)

=) Unsur hara : N 0,3%, P2O5 15%, K2O 31%, dan beberapa hara lainnya

=) PH netral (antara 6-8)

=) KTK (Kapasitas Tukar Kation) tinggi

=) Drainase dan siklus udara yang baik

=) Steril dari mikroba patogen

=) Memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah

=) Harga relatif murah

=) Mudah ditemukan dan tersedia melimpah khususnya di Indonesia

Arang sekam merupakan media tanam yang praktis digunakan karena tidak perlu disterilisasi, hal ini disebabkan mikroba patogen telah mati selama proses pembakaran. Arang sekam mengandung unsur hara N 0,3%, P2O5 15%, K2O 31%, dan beberapa unsur hara lainnya dengan pH 6,8. Selain hal tersebut, arang sekam juga memiliki kemampuan menahan air tinggi, bertekstur remah, siklus udara dan KTK tinggi, dan dapat mengabsosbsi sinar matahari dengan efektif (Fahmi, 2013; Soemeinaboedhy dan Tejowulan, 2007).

Dalam tanah, arang sekam bekerja dengan cara memperbaiki struktur fisik, kimia dan biologi tanah. Arang sekam dapat meningkatkan porositas tanah sehingga tanah menjadi gembur sekaligus juga meningkatkan kemampuan tanah menyerap air. Arang sekam mempunyai sifat yang mudah mengikat air, tidak mudah menggumpal, harganya relatif murah, mempunyai porositas yang baik, ringan, steril dan bahannya mudah didapat (Prihmantoro, 2003).

Wuryan (2008:2) dalam penelitiannya, arang sekam memiliki karakteristik yang istimewa, oleh karena itu dapat dimanfaatkan sebagai media tanam untuk hidroponik. Komposisi kimiawi sekam bakar adalah :SiO2 dengan kadar 52% C sebanyak 31%. Sementara kandungan lainnya terdiri dari Fe2O3, K2O, MgO, CaO, MnO, dan Cu dengan jumlah yang kecil serta beberapa bahan organik lainnya.

Fahmi, I. Z. 2013. Media Tanam Hidroponik Dari Arang Sekam. Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan. Surabaya

Prihmantoro, H. 2003. Memupuk Tanaman Sayur. Penebar Swadaya. Jakarta

Soemeinaboedhy, N. dan R. S. Tejowulan. 2007. Pemanfaatan Beberapa Macam Arang Sebagai Sumber Unsur Hara P dan K Serta Sebagai Pembenah Tanah. Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Mataram. Agroteksos. 17(2): 114-122  
Wuryan. 2008. Pengaruh Media SekamPadi Terhadap Pertumbuhan Tanaman Hias Pot Spathiphyllum sp.Buletin Penelitian Tanaman Hias. J.Hortikultura. 2(2) : 81-89. 



Kesimpulan:

Arang sekam sangat baik untuk memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah, selain itu terdapat unsur hara didalamnya, mampu menetralkan PH dan mempunyai C N rasio yang cukup tinggi, mampu menahan air dan membuat drainase pada media dengan baik.

Sehingga dapat menjadi anjuran untuk campuran media perbanyakan vegetatif dengan teknik stek, baik daun, batang dan akar. Sebagaimana diatas dapat memaksimalkan tingkat keberhasilan pada stek. Ingat sangat baik untuk campuran, jangan hanya mengandalkan arang sekam saja, perlu bahan lainya seperti tanah, serbuk cocopeat dan sebagainya.

Pembaca dapat mengambil kesimpulan tambahan atau mengkritik kesalahan dan saran yang membangun, silahkan tinggalkan di komentar.

Salam Petani Sejahtera

Petani Sejahtera Selalu Meningkatkan IpTek dan Pengalaman

#jangan berhenti dikegagalan, kegagalan bukanlah tempat pemberhentian

Monday, October 19, 2020

Jangan Salah Membuat dan Memilih Sekam Bakar!! Tanaman Kesayangan Bisa Mati




Ada beberapa perbedaan antara abu sekam dan arang sekam. Mungkin sahabat sering mendengar atau membaca artikel baik dari website, jurnal atau media lainya tentang sekam bakar dan abu sekam.

Namun, sayangnya tidak semua artikel mencantumkan pengertian dari dua hal tersebut. Bisa jadi abu sekam yang dimaksud adalah arang sekam atau memang benar-benar hasil dari sisa pembakaran sempurna seperti abu yang terdapat pada kompor berbahan bakar kayu.