Thursday, April 15, 2021

Petani di Tanah Surga Panen di Tanah Neraka




“Allaaahu akbar Allaaahu akbar...”

Suara adzan shubuh merdu dari mushala tak jauh dari rumah terdengar sayup di telinga, membangunkan pak Slamet dari tidurnya. Bunyi "sreeenggg” terdengar dari arah dapur seiring dengan aroma minyak panas tercampur dengan bahan yang tergoreng di dalamnya. Matanya mengerjap-ngerjap menahan kantuk dan mulai duduk dari tempat tidurnya.

“Teplak teplak” suara sendal jepit menuju ke kamar,

"Pak sudah bangun toh, kayu didapur sudah mau habis.”

Suara lembut itu dari Aya, istri pak Slamet yang kini sedang berdiri dan tangannya menahan tirai pintu kamar.

"Hoaaam”

Tangan pak Slamet mengguliyat ke atas dan mulai turun dari kasurnya,

“Iyaa, sebentar.”

Jawabnya pelan, kakinya melangkah terpaksa sambil menahan kantuk menuju arah kamar mandi diluar.

"Maa aku ke mushala dulu.”

Seru pak Slamet yang tengah berdiri di dapur dan membungkuk meletakan kayu bakar perlahan di samping tungku (orang Jawa menyebutnya pawon dan orang Sunda menyebutnya hawu).

* * *

Terdapat sebuah pemukiman warga terpencil di dataran rendah dekat pantai dekat juga dari gunung. Desa itu dialiri sungai besar yang memiliki anak sungai bercabang-cabang. Pemerintah dan para akademik menyebutnya irigasi sekunder dan dipecah lagi menjadi irigasi tersier, sedang para petani daerah menyebutnya sier sebagian menyebutnya irigasi. Diantara irigasi tersier membentang pesawahan yang luas dikelilingi pemukiman warga. Desa ini berada di wilayah tropis yang subur tanahnya, lembab udaranya, hangat suhunya. Sangat mudah bagi tanaman tumbuh dan berkembang. Kekayaan alam berlimpah ruah, mulai dari makhluk mikroorganisme seperti fungi dan bakteri hingga hewan besar di air maupun di darat. Sangat beragam,  sedang di dalam tanahnya terkumupul berlimpah mineral hingga logam mulia. Keragaman ini menjadi penjaga ekosistem di alam agar tetap lestari. Para negeri tetangga menyebutnya sepotong tanah surga dari langit.

 

"Pak ada berita apa itu? Fokus amat.”

Tanya Aya yang tengah berdiri di ruang tamu, perlahan membungkuk menaruh secangkir kopi dan gorengan tempe dari baki yang dipegang tangan kirinya ke atas meja.

"Oh bukan berita juga si ma, ini selembar kertas nemu dibawah meja."

Jawabnya santai. Matanya masih tertuju kepada kertas yang dibacanya.

"Eh, tanda-tanda daerah yang ditulis kertas ini mirip di daerah kita loh ma. Tidak jauh dari gunung dekat juga dengan pantai. Apa benar daerah kita ini sepotong tanah surga dari langit?"

Lanjut pak Slamet seraya mengambil satu gorengan di piring, kemudian meraih secangkir kopi yang masih panas dengan tangan kirinya di meja.

Mencoba meneguknya namun malah lidahnya tersulut panas, wajahnya meringis menahan panas.

" buru-buru amat minumnya Pak, kan kopinya baru aja turun ke meja."

Aya terkekeh melihat kelakuan suaminya dan mengambil sobekan kertas ditangan pak Slamet secara tiba-tiba.

"Ini sobekan buku dongen si Icha kali pak. Kemarin aku liat dia megangin buku sama temenya, yang namanya dongeng kan palingan cerita hayalan. Buktinya kita makan aja susah, Pak."

Pria ini hobi sekali bersantai pagi  dengan mengopi dan sarapan ringan seadanya seperti gorengan, singkong goreng atau bahkan terkedang cukup kopi hitam dan gula satu sendok setengah  untuk menyiapkan energinya di tengah terik matahari, umurnya sudah paruh baya, penampilannya seperti cara bicaranya sederhana, meski berpostur tubuh pendek dan ramping akan tetapi tidak banyak berkeluh kesah bertahunan menjadi petani sekaligus buruh kasar seperti memanggul puluhan kg padi berjarak ratusan meter dari sawah ke jalan tepian sawah serta membawanya dengan sepeda puluhan km tidak membuatnya menyerah. Di ujung timur pesawahan ia membangun keluarga dengan aya seorang penjahit anak pak iyo kampung sebelahnya. Sebenarnya aya baru 4 tahun menjadi penjahit setelah 2 tahun lulus SMA. Anak zaman sekarang menyebutnya mahmud (mamah muda), cukup beruntung pak slamet dapat istri yang masih muda, sangat giat dan sabar. Postur tubuhnya kaya labu siam tinggi dan berisi, warna kulitnya sawo matang ditambah senyumannya manis.

“cekleek” bunyi pintu terbuka

Seorang anak perempuan keluar dari kamar  kemudian meraih tangan pak Slamet dan istrinya

“Assalamualaikum Pak, Ma. Icha berangkat sekolah dulu."

“Iya, waaliakumussalam,”

Jawab keduanya bersamaan.

“Hati-hati nak di jalan, salam buat pak guru dan bu guru ya."

Tambah pak Slamet dengan nada pelan.

Bersambung...

Friday, February 5, 2021

Tips Memilih Bibit Unggul Untuk Tabulampot

     


    Perkembangan teknologi diberbagai bidang terus berkembang terutama dibidang pertanian baik di Nusantara maupun di berbagai negeri lainya. Berbagai jenis tanaman hingga varietas tanaman berkembang dengan cepat. Selain jenis tanaman yang dikembangkan tentu teknologi budidaya juga terus dikembangkan, Salah satunya adalah budidaya tanaman buah dalam pot. 

    Meski memiliki berbagai macam kelebihan seperti dapat ditanam di lahan sempit namun perlu diketahui bahwa semakin sempit media tanam yang tersedia untuk tanaman maka akan semakin terbatas makanan bagi tanaman. Maka perlu perawatan lebih kompleks agar tanaman tumbuh dan berkembang dengan baik dan maksimal.

    Sebelum memperhatikan aspek lingkunganya seperti perawatan yaitu pemberian pupuk, penyiraman, penenganan hama penyakit dan berbagai aspek dorongan dari luar, perlu memperhatikan aspek dari dalam atau genetic yakni sifat unggul yang dikehandaki. 

    Contohnya dapat meminimalisir serangan hama, memberikan rasa manis, memiliki fase vegetative non produktif yang pendek(cepat berbuah), rasa buah yang manis, warna buah yang menarik, warna daun yang unik, bentuk buah yang unik dsb.



Berikut merupakan tips umum untuk memilih bibit tanaman yang unggul :

¡  Memilih jenis tanaman yang cocok dengan dataran tempat tanam. Jika lokasi tanam di dataran rendah maka pilih tanaman yang unggul didataran rendah begitu juga sebaliknya jika lokasi tanam di dataran tinggi maka pilihlah jenis tanaman yang unggul didataran tinggi

¡     Memilih bibit dari perbanyakan vegetative, perbanyakan vegetative yaitu pengembangbiakan bibit dari aseksual atau tanpa perkawinan seperti grafting, okulasi, stek, cangkok. Kelebihanya yaitu mempersingkat fase vegetative non produktif(mempercepat ke fase pembuahan) contohnya pada durian jika dengan perbanyakan generative membutuhkan waktu 8-10 tahun lebih maka dengan Teknik perbanyakan aseksual dapat berbuah diumur 4-5 tahun. Selain itu memiliki sifat unggul yang sama persis dengan induknya, sedang pada perbanyakan dengan seksual atau perkawinan(dari biji) akan memiliki sifat yang tidak sama dengan induknya.

¡       Memilih tanaman yang tumbuh dan berkembang dengan baik, tidak cacat.


By: Petra Crop

Tuesday, February 2, 2021

Tanaman Buah Dalam Pot (Tabulampot)

     


    Tanaman buah dalam pot atau umum dikenal dengan Tabulampot merupakan metode alternatif untuk budidaya tanaman buah dilahan sempit seperti dipekerangan rumah penduduk terutama diperkotaan. Kelebihan tabulampot bukan saja untuk memenuhi kebutuhan buah bagi masyarakat, namun juga dapat menjadi keindahan sekitar rumah. Ada berbagai macam jenis buah yang dapat ditanam dengan metode ini, diantaranya seperti ; Alpukat, anggur, mangga, sawo, rambutan, kelengkeng, durian dan masih banyak lagi. (Nafi’ah & Royani, 2018)

# Penunjang Keberhasilah Metode Tabulampot

    Secara umum untuk menunjang keberhasilan dalam budidaya tanaman ada dua faktor yang perlu diperhatikan yaitu factor intrinsic dan factor ekstrinsik. Kedua factor ini sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman serta hasil yang ditargetkan. (Raharjeng, 2015)

¡       Yang termasuk factor intrinsic atau factor dari dalam yaitu factor genetic, dimana genetic atau gen merupakan factor pembawa sifat. Seperti halnya pada gen  manusia, pada tanaman juga demikian bahwa gen tanaman terbawa dari indukannya. Adapun sifat tanaman yang diwariskan yaitu bentuk daun, luas daun, warna daun, bentuk buah, rasa buah, warna buah, tinggi tanaman, umur tanaman, bentuk bunga, warna bunga, kecepatan tumbuh dan berkembang tanaman, masa vegetative dan generative, dan semua karakter bawaan pada tanaman baik sifat yang unggul ataupun bukan.

Sebaik apapun perlakuan seperti penambahan pupuk secara rutin, penangulangan hama dengan baik dan berbagai perlakuan yang maksimal jika sifat genetiknya kerdil dan pertumbuhannya lambat maka pertumbuhan dan perkembanganyapun lambat dan tanamanya kerdil.

¡       Yang termasuk factor ekstrinsik yaitu factor lingkungan atau factor pedukung dari luar diantaranya yaitu sinar matahari, Nutrisi yang tersedia di media tanam, kelmbaban udara, iklim, hama penyakit dsb. (Raharjeng, 2015)

Dengan mengetahui kedua factor diatas setidaknya ada gambaran apa saja yang perlu dilakukan untuk menunjang keberhasilan dalam mencapai target  dengan metode tabulampot, seperti sebagai berikut :

¡       Memilih tanaman yang memiliki sifat unggul dan sesuai dengan iklim

¡       Memberikan nutrisi yang tepat pada metode tabulampot

¡       Memberi perlakuan yang tepat pada masa vegetative dan generative tanaman

¡       Melakukan pengendalian hama dan penyakit yang tepat

¡       Mengatur jarak dan posisi tabulampot agar mendapat penyinaran secara optimal

 

 

 

Daftar Pustaka

Nafi’ah, H. H. & Royani, M., 2018. Jurnal PKM. Penyuluhan Dan Praktik Pembuatan Tabulampot Di Desa Cikandang Kecamatan Cikajang Kabupaten Garut, I(03), pp. 238-243.

#web.pdf http://www.ojs.lppmmethodistmedan.net/index.php/METHODAGRO/article/download/125/111

Raharjeng, A. R. P., 2015. Pengaruh Faktor Abiotik Terhadap Hubungan Kekerabatan Tanaman Sansevieria Trifasciata L. , I(01), pp. 34-41.

#web.pdf http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/biota/article/download/383/339

Wednesday, October 28, 2020

Keunggulan Media Arang Sekam Untuk Stek


Stek merupakan perbanyakan vegetative pada tanaman untuk mendapatkan tanaman baru yang unggul persis dengan induknya secara masal terutama sering digunakan pada tanaman buah. Stek relatif lebih murah dan lebih mudah dibanding dengan teknik kultur jaringan yang membutuhkan ketelitian yang tinggi.

Terutama pada rekayasa lingkungan yang mengharuskan steril, karena bahan yang ditumbuhkan berupa jaringan atau sel tumbuhan, sehingga sangat rentan mati atau gagal akibat mikroba, selain itu membutuhkan media khusus untuk memberi makan karena jaringan atau sel pada tumbuhan tidak memiliki cadangan makanan yang cukup untuk tumbuh dan berkembang. Tentunya memerlukan biaya yang cukup banyak.

Perbanyakan stek juga memerlukan media yang mendukung seperti media yang steril meski tak se-steril pada teknik kultur jaringan, karena metode stek menggunakan organ tanaman berupa daun, batang dan akar. Dimana organ tanaman yang utuh memiliki pelindung yang alami dari mikroba pathogen dan memiliki cadangan makanan yang cukup melimpah untuk tumbuh dan berkembang. Meski demikian tetap perlu diupayakan untuk menunjang tingkat keberhasilan.

Untuk perbanyakan masal, cara stek dan grafting merupakan metoda perbanyakan vegetatif yang lebih efektif dan efisien, karena dalam pelaksanaannya lebih mudah dan murah dibandingkan dengan kultur jaringan dan cangkok. Teknik perbanyakan secara vegetatif sangat bermanfaat terutama untukmemperbanyak tanaman yang memiliki kesulitandalam memperoleh buah dan biji, benihnya cepatrusak, serta klon-klon unggul secara cepat danmassal (Rochiman & Harjadi, 1973; Zobel &Talbert, 1984).

 Zobel, B., & Talbert, J. (1984). Applied Forest Tree Improvement. Illinois, USA: Wave  Land Press, Inc. 

Rochiman, K., & Harjadi, S. (1973). Pembiakan vegetatif. Bogor: Departemen Agronomi Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Tidak semua jenis tanaman mudah untuk diperbanyak dengan stek, bergantung pada karakter jenis tanamannya. Seperti singkong, anggur dan murbai termasuk tanaman yang mudah untuk diperbanyak dengan metode stek.

Namun, sebagian tanaman juga sulit ntuk distek seperti rambutan, alpukat, durian dsb. Ini dikarenakan factor genetic pada tanaman tersebut sulit untuk mengeluarkan perakaran. Bukan berarti tidak bisa, selama organ tanaman memeliki lingkungan yang mendukung dan pada zaman sekarang sudah ditemukan hormone untuk merangsang akar pada tanaman.

Meski kemungkinannya bisa tumbuh namun perlu upaya doa yang tinggi dan pasrah kepada tuhan hehehe (saking susahnya) seperti pada tanaman asam jawa yang sangat terkenal kemesteriusannya di para penghobi bonsai. Mungkin perlu serlock holmes yang memecahkan misteri ini (yang belum tahu serlock holmes, yaa semacam detektif conan )

Pertumbuhan stek dipengaruhi oleh interaksi faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor genetik terutama meliputi kandungan cadangan makanan dalam bahan stek, ketersediaan air, umur tanaman (pohon induk), hormon endogen dalam bahan stek, dan jenis tanaman. Faktor lingkungan yang mempengaruhi keberhasilan penyetekan, adalah media perakaran, kelembaban, suhu, intensitas cahaya dan teknik penyetekan (Hartmann et al., 1997)

Hartmann, H. T., Kester, D. E., & Davies, R. T. (1997). Plant propagation. Principles and practices (Sixth Edit). Englewood Cliffs, New Jersey: Regent Prentice Hall.

 

Santai aja kali bacanya hehehe

Okay, untuk mendukung lingkungan yang baik salah satunya dengan memaksimalkan media. Keberhasilan pertumbuhan bibit tanaman hasil perbanyakan dengan stek ditentukan oleh pertumbuhan dan perkembangan akarnya. Akar tanaman hendaknya berada pada suatu lingkungan yang mampu memberikan pendukung struktural, memungkinkan absorbsi air dan nutrisi yang memadai.

Pada sisi lainnya, media tanam menentukan drainase dan pH yang baik bagi tanaman. Media tanah tunggal juga cenderung memadat jika dilakukan penyiraman, dan tidak semua tanah memiliki kesuburan fisik, kimia, dan biologi yang baik untuk pertumbuhan bibit tanaman. Oleh karena itu, untuk mendapatkan media pembibitan yang baik dan subur, perlu dikombinasikan antara media tanah dengan bahan media pembibitan lainnya, khususnya media pembibitan berbahan dasar organik.

Menurut Musnamar (2003) pembentukan akar dipengaruhi oleh persediaan hara pada media tanam yang membutuhkan komponen makro nutrisi dalam konsentrasi yang memadai juga dipengaruhi oleh porositas media yang semakin baik drainase dan aerasenya akan semakin baik perkembangan akar sehingga pembentukan sel-sel tumbuh lebih baik.

Hartman et al. (2002) menambahkan bahwa media tanam yang ideal harus memiliki syarat mempunyai aerasi dan drainase yang baik kelembaban cukup, bebas dari patogen dan bahan berbahaya, cukup hara dan berbobot ringan.

Musnamar, E.I. 2003. Pupuk Organik Cair dan Padat, Pembuatan, Aplikasi. Penebar Swadaya. Jakarta. Rice, A.B. 2009. Growing Carnivorous Plants. Timber Press.

 

Hartman, H.T., Kester,D.E., Davies,F.T., Geneve,R.L. 2002. Plant Propagation Principles and Practiese, 6th Ed. New Delhi: Prentice Hall of India Private Limited.  

Untuk mendapatkan media tersebut kita dapat menambahkan arang sekam sebagai salah satu campuran. Berikut merupakan keunggulan arang sekam :

=) Ringan

=) Penahan air dalam meedia yang cukup tinggi

=) SiO2 52%

=) C organik yang tinggi ; 31 % (meningkatkan kesuburan pada media)

=) Unsur hara : N 0,3%, P2O5 15%, K2O 31%, dan beberapa hara lainnya

=) PH netral (antara 6-8)

=) KTK (Kapasitas Tukar Kation) tinggi

=) Drainase dan siklus udara yang baik

=) Steril dari mikroba patogen

=) Memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah

=) Harga relatif murah

=) Mudah ditemukan dan tersedia melimpah khususnya di Indonesia

Arang sekam merupakan media tanam yang praktis digunakan karena tidak perlu disterilisasi, hal ini disebabkan mikroba patogen telah mati selama proses pembakaran. Arang sekam mengandung unsur hara N 0,3%, P2O5 15%, K2O 31%, dan beberapa unsur hara lainnya dengan pH 6,8. Selain hal tersebut, arang sekam juga memiliki kemampuan menahan air tinggi, bertekstur remah, siklus udara dan KTK tinggi, dan dapat mengabsosbsi sinar matahari dengan efektif (Fahmi, 2013; Soemeinaboedhy dan Tejowulan, 2007).

Dalam tanah, arang sekam bekerja dengan cara memperbaiki struktur fisik, kimia dan biologi tanah. Arang sekam dapat meningkatkan porositas tanah sehingga tanah menjadi gembur sekaligus juga meningkatkan kemampuan tanah menyerap air. Arang sekam mempunyai sifat yang mudah mengikat air, tidak mudah menggumpal, harganya relatif murah, mempunyai porositas yang baik, ringan, steril dan bahannya mudah didapat (Prihmantoro, 2003).

Wuryan (2008:2) dalam penelitiannya, arang sekam memiliki karakteristik yang istimewa, oleh karena itu dapat dimanfaatkan sebagai media tanam untuk hidroponik. Komposisi kimiawi sekam bakar adalah :SiO2 dengan kadar 52% C sebanyak 31%. Sementara kandungan lainnya terdiri dari Fe2O3, K2O, MgO, CaO, MnO, dan Cu dengan jumlah yang kecil serta beberapa bahan organik lainnya.

Fahmi, I. Z. 2013. Media Tanam Hidroponik Dari Arang Sekam. Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan. Surabaya

Prihmantoro, H. 2003. Memupuk Tanaman Sayur. Penebar Swadaya. Jakarta

Soemeinaboedhy, N. dan R. S. Tejowulan. 2007. Pemanfaatan Beberapa Macam Arang Sebagai Sumber Unsur Hara P dan K Serta Sebagai Pembenah Tanah. Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Mataram. Agroteksos. 17(2): 114-122  
Wuryan. 2008. Pengaruh Media SekamPadi Terhadap Pertumbuhan Tanaman Hias Pot Spathiphyllum sp.Buletin Penelitian Tanaman Hias. J.Hortikultura. 2(2) : 81-89. 



Kesimpulan:

Arang sekam sangat baik untuk memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah, selain itu terdapat unsur hara didalamnya, mampu menetralkan PH dan mempunyai C N rasio yang cukup tinggi, mampu menahan air dan membuat drainase pada media dengan baik.

Sehingga dapat menjadi anjuran untuk campuran media perbanyakan vegetatif dengan teknik stek, baik daun, batang dan akar. Sebagaimana diatas dapat memaksimalkan tingkat keberhasilan pada stek. Ingat sangat baik untuk campuran, jangan hanya mengandalkan arang sekam saja, perlu bahan lainya seperti tanah, serbuk cocopeat dan sebagainya.

Pembaca dapat mengambil kesimpulan tambahan atau mengkritik kesalahan dan saran yang membangun, silahkan tinggalkan di komentar.

Salam Petani Sejahtera

Petani Sejahtera Selalu Meningkatkan IpTek dan Pengalaman

#jangan berhenti dikegagalan, kegagalan bukanlah tempat pemberhentian

Monday, October 19, 2020

Jangan Salah Membuat dan Memilih Sekam Bakar!! Tanaman Kesayangan Bisa Mati




Ada beberapa perbedaan antara abu sekam dan arang sekam. Mungkin sahabat sering mendengar atau membaca artikel baik dari website, jurnal atau media lainya tentang sekam bakar dan abu sekam.

Namun, sayangnya tidak semua artikel mencantumkan pengertian dari dua hal tersebut. Bisa jadi abu sekam yang dimaksud adalah arang sekam atau memang benar-benar hasil dari sisa pembakaran sempurna seperti abu yang terdapat pada kompor berbahan bakar kayu.

Thursday, February 27, 2020

Respirasi Pada Buah dan Sayuran Pasca Panen

Peranan respirasi pada tanaman sangat luas karena pada dasarnya respirasi merupakan salah satu tahap penting dalam proses metabolisme tanaman. Tahap utama dalam pemroduksi energy berupa ATP, disisi lain mengahsilkan air dan CO2 dan bahan yang digunakan berupa oksigen.

Sedangkan peranan ATP dan Air di perlukan hampir diberbagai kegiatan dalam tubuh tanaman. Diantaranya saat pembentukan DNA, proses reaksi biosintesis , pembelahan dsb.

Dalam penanganan pasca panen, mempelajari respirasi yang terus berlangsung  setelah dilakukan pemanenan  menjadi focus utama untuk mengetahui bagaiamana memperpanjang umur produk, terutama produk buah dan sayuran. Karena kedua produk ini sangat riskan mengalami rusak dan cepat membusuk.

Respirasi

Respirasi merupakan peristiwa terjadinya perombakan oksidatif  biologi dari bentuk oksigen dan subtrat komplek seperti karbohidrat, protein, dan lemak menjadi molekul yang lebih sederhana, yaitu CO2, air dan energy.(muchtadi et al 2010.)

Menurut Winarno dan Aman(1981) Respirasi merupakan proses metabolisme yang membutuhkan peranan oksigen untuk pembakaran senyawa makro molekul yaitu karbohidarat, lemak dan protein dan menghasilkan molekul sederhana berupa CO2, air dan electron-elektron.

Elektron-elektron yang merupakan hasil dari system pernafasan berbentuk NADPH dan Image , kemudian melalui plafoprotein, system sitokrom, dan oksigen sebagai penerima electron terakhir maka akan dirombak menjadi Energi dan air. Dari hasil pemebentukan Energi yang berbentuk ATP akan digunakan untuk kinerja sel di dalam buah.

meski organ tanaman terlepas atau terputus dari tubuh tanaman (pada kegiatan pertanian biasa disebut dengan pemanenan terutama pada buah dan sayuran)  tetap melakukan proses respirasi, mengartikan bahwa organ tanaman yang terpisah itu tetap melakukan metabolisme sehingga secara biologis, kimia dan fisik akan terus berubah. Terdapat tiga tahap dalam peristiwa respirasi yaitu:

1. Perubahan aerobic piruvat menjadi CO2, air dan energy
2. Oksidasi Gula sederhana menjadi asam piruvat
3. Perombakan polisakarida menjadi gula sederhana

Buah-buahan menjadi tempat indikator laju respirasi yang baik dalam kegetian metabolic jaringan. Sehingga respirasi bisa menjadi petunjuk untuk mengetahui umur simpan dalam penanganan pasca panen buah. Menurut goldsmidt (1997) umumnya laju respirasi yang cepat berhubungan dengan umur simpan yang pendek.

Terdepat dua faktor yang mempengaruhi laju respirasi yaitu faktor internal dan eksternal. Pada umumnya Faktor internal terdiri dari :

1. Tingkat perkembangan
2. Susunan kimiai jaringan
3. Ukuran produk
4. Pelapisan alami
5. Jenis jaringan

Sedang faktor eksternal pada umumnya meliputi :
1. Suhu
2. Zat pengatur pertumbuhan
3. Konsentrasi O2, CO2 (susunan Atmosfir) pada lingkungan sekitar

Berdasarkan pola pada respirasi terbagi menjadi dua kelompok yaitu klimaterik dan non klimaterik.
Kelompok Klimaterik merupakan kelompok buah yang pematangannya mencapai pada puncaknya. Contoh yang termasuk pada kelompok klimaterik dianataranya pisang, papaya, alpukat, mangga dsb.
Sedang kelompok non klimaterik adalah kelompok buah yang laju respirasinya terus menerus dan tidak mencapai puncak. Yang termasuk pada kelompok ini diantaranya jeruk, nanas, anngur, mentimun dsb.

Respirasi berlangsung terjadi secara aerob dan anaerob. Respirasi secara aerob yaitu respirasi menggunakan peranan gas oksigen sebagai bahan pembakaran dalam proses perombakan molekul kompleks menjadi molekul sederhana.

Sedangkan respirasi anaerob terjadi jika kondisi gas oksigen  yang tersedia sangat minim atau  sama sekali tanpa O2. Tranggono et al (1989) menyatakan, respirasi anaerob adalah perombakan  gula menjadi alkohol dan karbondioksida tanpa menggunakan Oksigen.

Jumlah subtrat yang hilang dapat menjadi pengukur laju respirasi yaitu jumlah O2 yang diambil, jumlah karbon dioksida(CO2) yang dikeluarkan, panas yang dihaslkan dan energy yang terbentuk. Namun  umumnya untuk mengukur laju respirasi cukup ditentukan dengan penyerapan O2 yang diperlukan dan pengeluaran CO2 ( Pantastico 1986).

Ada dua system yang dapat dilakukan dalam pengukuran laju respirasi yaitu system terbuka dan system tertutup.

Pada pengukuran system tertutup bahan objek ditempatkan pada suatu wadah yang tertutup sehingga penggunaan O2 menjadi berkurang konsentrasinya dan CO2 yang dihasilkan menjadi terakumulasi. Perhitungannya dengan mentahui berat bahan objek, volume bebas wadah dan selisih konsentrasi gas antara masuk dan keluar.

 Rumus Laju Respirasi
                           











keterangan
R = laju respirasi, ml/kg-jam
X = konsentrasi gas, decimal
t = waktu, jam
V = volume bebas “respiration chamber “, ml
W = berat produk, kg subskrip 1,2 = masing-masing menyatakan gas O2 dan CO2 


Sedang pada pengukuran laju respirasi system terbuka yaitu dengan mengalirkan  campuran gas yang telah diketahui konsentrasinya menggunakan “respiration chamber” saat kesetimbangan telah tercapai, pengeluaran CO2 dan penggunaan O2 dihitung dengan mengetahui berat bahan, laju aliran, dan perbedaan konsentrasi antara inlet dan outlet gas pada “respiration chamber”

Menurut Mannapperuma and singh (1990) dalam penentuan laju respirasi pada system terbuka berdasarkan pada kesetimbangan massa O2 dan massa CO2. Untuk menghitung aliran gas masuk menggunakan kesetimbangan massa nitrogen.

Berikut merupakan persamaan kesetimbangan O2, CO2 dan nitrogen :














Kekurangan dan kelebihan pengukuran system tertup dan terbuka sebagai berikut :

1. Kekurangan dan kelebihan system tertutup

# Kelebihan

a. Persiapa lebih singkat dan sederhana
b. praktik yang dilakukan lebih mudah
c. waktu yang dibutuhkan relative lebih singkat
# Kekurangan
a. tidak dapat digunakan untuk menentukan respirasi pada keadaan atmosfir terkendali pada priode penyimpanan yang lama
b. jika terjadi kebocoran, meski kecil namun dapat beakibat masalah yang cukup serius

2. Kekurangan dan Kelebihan system terbuka

# Kelebihan

a. Dapat digunakan untuk penelitian penyimpanan kondisi atmosfir terkendali
b. dapat digunakan dalam penentuan respirasi selama priode simpan yang cukup lama
# Kekurangan
a. penggunaan system terbuka lebih rumit dalam persiapanya
b. Melibatkan pencampuran gas
c. Lebih boros dalam penggunaan gas




Peranan respirasi dalam penanganan pasca panen berhubungan dengan transpirasi dan gas etilen namun pada tulisan kali ini yang dibahas hanya pada respirasi. Untuk transpirasi dan gas etilen akan dibahas pada tulisan berikutnya.





Dafta Pustaka

Goldsmidt EE. 1997. Ripening of citrus and other nonclimacteric fruit: a role for ethylene. Acta Hotict 463:335-340

Muchtadi TR, Sugiyono, Ayustaningwarno F. 2010. Ilmu Pengetahuan Bahan
Pangan
. Bandung (ID): Alfabeta.

Tranggono R, Suhardi M, Gardjito, Sudarmanto. 1989. Fisiologi dan Teknologi Pascapanen. PAU Pangan dan Gizi. Yogyakarta (ID): Universitas Gadjah Mada

Pantastico EB. 1986. Fisiologi Pascapanen, Penanganan dan Pemanfaatan Buahbuahan, Sayur-sayuran Tropika dan Subtropika. Penerjemah: Kamaryani. Yogyakarta: UGM Pr.

Winarno FG. 1988. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia.





Tuesday, February 18, 2020

Aliran-Aliran Dunia Perbonsaian


Apa benar terdapat aliran-aliran dalam dunia perbonsaian? bagi sahabat petra yang pemula dalam dunia perbonsaian bisa mengetahui aliran apa saja yang terdapat dalam teknik dunia perbonsaian. ditinjau dari manfaatnya, paling tidak sahabat petra dapat mengetahui perkembangan bonsai di era ini dan dengan adanya aliran ini sahabat petra dapat memilih gaya apa yang cocok dengan imajanasi untuk merakit keindahan seni bonsai.

Siapa yang tidak mengenal tanaman bonsai ? di era informasi mudah didapat tentu hampir diseluruh penjuru hingga ke plosok negri mengerti dan mengenal tanaman bonsai. Bukan hanya keindahan yang membuat memukau namun umur dan perawatan juga tidak sedikit orang yang baru mengenal tanaman bonsai merasa takjub.

Yang paling fantastis adalah harga yang dibandrol dari kelas biasa saja hingga hight quality memiliki harga yang cukup tinggi terlebih saat mendengar bandrolan harga kelas professional, membuat banyak orang tercengang, karena harganya bukan lagi puluhan juta namun sudah mencapai ratusan juta hingga milyaran per satu pohon, bergantung pada jenis umur dan keindahan serta dari berbagai aspek lainnya yang ditampilkan. 

Menurut  Wikipedia bonsai merupakan pengkerdilan tanaman didalam pot dangkal. Diambil dari kata s?ai yaitu penanaman sedangkan bon berarti pot dangkal,  di jepang, bonsai merupakan seni tradisional yang dilakukan pada tanaman untuk mendapatkan miniatur dari tanaman yang besar dan tua dengan mengapresiasi bentuk keindahan daun, ranting, batang, serta akar.

jika sahabat adalah seorang pemula memiliki jiwa yang menggebu-gebu dan baru mempelajari seni tanaman bonsai sangat dianjurkan mengetahui aliran-aliran bonsai. Supaya sahabat petra(petani sejahtera{doa untuk para petani dan pembaca}) memiliki gambaran dan tujuan yang lebih terarah dan hasil tanaman yang sahabat petra rawat memiliki masa depan yang  jelas.

Berikut merupakan beberapa aliran-aliran bonsai yang berkembang berdasarkan pada gaya dasar dan kombinasi:

1.Aliran Naturalis

Aliran yang menekankan pada bentuk natural di alam, bentuk yang dirancang masih terlihat seperti tenaman tua pada umumnya yang tumbuh dialam.

2.Aliran Impresionis

Aliran ini menekankan pada perancangan bentuk bonsai keseluruhan secara sepontan.

3.Aliran Ekspresionis

Aliran ekspresionis merupakan seni bonsai yang lebih menekankan pada penjiwaan yang dapat menampilkan maksud tertentu bagi yang melihatnya.

4.Aliran Surealis

Aliran ini merupakan seni bonsai yang menekankan pada bentuk yang tidak dapat dikatagorikan kewajaran seacara lazimnya atau diluar kebiasaan tanaman yang tumbuh di alam. Panimpilan yang dirancang pada seni bonsai ini dapat menimbulkan imajanasi tertentu dan penampilan yang kontenporer bagi siapa saja yang melihatnya.

4 diatas merupakan aliran-aliran yang bisa sahabat ikuti tekniknya untuk memulai dalam perakitan seni keindahan tanaman bonsai.

Paling tidak dengan mengetahui aliran-aliran bonsai bisa memberikan arah yang lebih tepat bagi sahabat petra yang ingin memulai perancangan seni tanaman bonsai. Namun perlu di ingat meski terdapat aliran aliran yang memberikan kecocokan dengan gaya imajinasi  sahabat petra, tetap tidak boleh melepaskan yang telah menjadi prinsip-prinsip dasar bonsai ,unsur keindahan dan kesan natural  tetap harus di utamakan dalam penampilan tanaman bonsai agar aliran-aliran yang telah berkembang ini teteap sejalan dengan seni bonsai.

mohon kritik dan saran ...